Sebagai pihak yang dapat bertindak dalam hukum, subjek hukum memiliki kewenangan hukum yang tidak dimiliki pihak lain. Ada dua katagori subjek hukum yaitu manusia dan badan hukum. Manusia sebagai subjek hukum yang bersifat natural. Pertanyaan siapakah manusia sehingga dia dapat menjadi subjek hukum, tidak dapat dijawab hanya dengan satu kalimat. Esensi manusia sebagai salah satu dasar menjawabnya. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah badan hukum itu sehingga dia dapat berkedudukan sebagai badan hukum.
Download Free PDF View PDF
Pengertian Singkat Perjanjian Kerja Perjanjian kerja yang dalam bahasa Belanda disebut Arbeidsoverenkoms, mempunyai beberapa pengertian. Pasal 1601 a KUHPerdata memberikan pengertian sebagai berikut:1 "Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian di mana pihak kesatu (si buruh), mengikatkan dirinya untuk di bawah perintah pihak yang lain, si majikan untuk suatu waktu tertentu melakukan pekerjaan dengan menerima upah". Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 1 angka 14 memberikan pengertian yakni: "Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja/buruh dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja hak dan kewajiban kedua belah pihak". Subjek dan Objek Perjanjian Kerja Dalam hukum perdata, subjek hukum yaitu orang yang cakap dalam melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan akibat hukum. Subjek hukum terbagi atas dua, yaitu orang dan badan hukum. Apabila dilihat dari sisi perjanjian kerja, maka subjek perjanjian kerja ada dua, yaitu antara pekerja dan pemberi kerja. Dijelaskan oleh Iman Soepomo, perjanjian kerja adalah suatu perjanjian di mana PIHAK KESATU, BURUH, mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah pada PIHAK LAINNYA, MAJIKAN, yang mengikatkan diri untuk mengerjakan buruh itu dengan membayar upah. Sedangkan, objek perjanjian kerja yaitu isi dari perjanjian kerja yang disepakati antara pihak pekerja dan pihak pemberi kerja. Agar perjanjian kerja bisa dinyatakan sah dan mengikat sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya, haruslah memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada pada pasal 1320 KUHPerdata.2
Download Free PDF View PDF
Mengenal Efek Rumah Kaca Istilah Efek Rumah Kaca (green house effect) berasal dari pengalaman para petani di daerah iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca. Yang terjadi dengan rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca dan dipantulkan kembali oleh benda-benda dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar infra merah. Namun gelombang panas itu terperangkap di dalam ruangan kaca serta tidak bercampur dengan udara dingin di luarnya. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luarnya. Inilah gambaran sederhana terjadinya Efek Rumah Kaca (ERK). Pengalaman petani di atas kemudian dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir. Lapisan atmosfir terdiri dari: troposfir, stratosfir, mesosfir, dan termosfer. Lapisan terbawah (troposfir) adalah yang yang terpenting dalam kasus ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta, dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan, dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap dan sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah. Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H 2 O, CO 2 , metan (CH 4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Maka, terjadilah EFK. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca. Seandainya tidak ada ERK, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 18 0 C, terlalu dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya ERK, suhu rata-rata bumi 33 0 C lebih tinggi, yaitu 15 0 C. Jadi, ERK membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan manusia. Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya, maka sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik. Dibandingkan tahun 50-an misalnya, kini suhu bumi telah naik sekitar 0,2 0 C lebih. Isu-Isu Dalam Kesehatan Lingkungan
Download Free PDF View PDF